Open your find
Load time 10 mnt
Posted from joko wahono (sangata)other comment emailing : joko@dr.com
31 Wednesday Jul 2013
Posted Uncategorized
inOpen your find
Load time 10 mnt
Posted from joko wahono (sangata)other comment emailing : joko@dr.com
31 Wednesday Jul 2013
Posted Uncategorized
in28 Sunday Jul 2013
Posted Uncategorized
inAl-Hamdulillah, segala puji milik
Allah, rabb semesta alam. Shalawat
dan salam terlimpah dan tercurah
kepada manusia pilihan, Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam , keluarga dan para
sahabatnya.
Lailatul Qadar adalah malam yang
agung. Malam penuh kemuliaan.
Ibadah di dalamnya lebih baik daripada
ibadah selama seribu bulan. Siapa
yang mendapatkan kemuliaannya
sungguh ia manusia beruntung dan
dirahmati. Sebaliknya, siapa yang
luput dari kebaikan di dalamnya,
sungguh ia termasuk manusia buntung
dan merugi.
Kemuliaan Lailatul Qadar yang penuh
keberkahan dapat dilihat dari pilihan
Allah terhadapnya untuk menurunkan
kitab terbaik-Nya dan syariat agama-
Nya yang paling mulia. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺩْﺭَﺍﻙَ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﻟَﻴْﻠَﺔُ
ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ ﺗَﻨَﺰَّﻝُ ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔُ ﻭَﺍﻟﺮُّﻭﺡُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺑِﺈِﺫْﻥِ
ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺃَﻣْﺮٍ ﺳَﻠَﺎﻡٌ ﻫِﻲَ ﺣَﺘَّﻰ ﻣَﻄْﻠَﻊِ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮِ
” Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al Qur’an) pada
malam kemuliaan. Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan.Pada malam itu turun malaikat-
malaikat dan malaikat Jibril dengan
izin Tuhannya untuk mengatur segala
urusan. Malam itu (penuh)
kesejahteraan sampai terbit
fajar. ” (QS. Al-Qadar: 1-5)
Sesungguhnya Lailatul Qadar tidak
seperti malam-malam selainnya.
Pahala amal shalih di dalamnya sangat
besar. Maka siapa yang diharamkan
mendapatkan pahalanya, sungguh ia
tidak mendapatkan kebaikan malam
itu. Oleh karenanya, sudah sewajarnya
seorang muslim menghidupkan malam
tersebut dengan bersungguh-sungguh
melakukan ibadah dan ketaatan
kepada Allah secara maksimal. Dan
menghidupkannya harus didasarkan
kepada iman dan berharap pahala
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Disebutkan dalam hadits shahih:
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﺍﺣْﺘِﺴَﺎﺑًﺎ ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ
” Barangsiapa yang menunaikan shalat
malam di bulan Ramadan imanan wa
ihtisaban (dengan keimanan dan
mengharap pahala), diampuni dosa-
dosanya yang telah lalu. ” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Dalam redaksi lain,
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡَ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﺍﺣْﺘِﺴَﺎﺑًﺎ ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ
” Barangsiapa yang menunaikan shalat
malam di Lailatul Qadar imanan wa
ihtisaban (dengan keimanan dan
mengharap pahala), diampuni dosa-
dosanya yang telah lalu. ” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah
menjelaskan tentang waktu turunnya
Lailatul Qadar tersebut. Beliau
bersabda,
ﺗَﺤَﺮَّﻭْﺍ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ ﺍﻟْﺄَﻭَﺍﺧِﺮِ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ
” Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh
hari terakhir dari
Ramadhan. ” (Muttafaq ‘alaih)
Lalu beliau menjelaskan lebih rinci
lagi tentang waktunya dalam sabdanya,
ﺗَﺤَﺮَّﻭْﺍ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮِ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ ﺍﻟْﺄَﻭَﺍﺧِﺮِ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ
” Carilah Lailatul Qadar pada malam
ganjil di sepuluh hari terakhir dari
Ramadhan. ” (HR. Al-Bukhari)
Yaitu malam-malam ganjil dari bulan
Ramadhan secara hakiki. Yakni malam
21, 23, 25, 27, dan 29. Lalu sebagian
ulama merajihkan (menguatkan),
Lailatul Qadar berpiindah-pindah dari
dari satu malam ke malam ganjil
lainnya pada setiap tahunnya. Lailatul
Qadar tidak melulu pada satu malam
tertentu pada setiap tahunnya.
Imam al-Nawawi rahimahullah
berkata: “Ini adalah yang zahir dan
terpilih karena bertentangan hadits-
hadits shahih dalam masalah itu. tidak
ada jalan untuk menjama’
(mengompromikan) di antara dalil-
dalil tersebut kecuali dengan intiqal
(berpindah-pindah)-nya.”
Syaikh Abu Malik Kamal dalam Shahih
Fiqih Sunnah memberikan catatan
terhadap pendapat-pendapat tentang
Lailatul Qadar di atas, “Yang jelas,
menurutku, Lailatul Qadar terdapat
pada malam-malam ganjil di sepuluh
malam terakhir dan berpindah-pindah
di malam-malam tersebut. Ia tidak
khusus hanya pada malam ke 27 saja.
Adapun yang disebutkan oleh Ubay,
Lailatul Qadar jatuh pada malam ke 27,
ini terjadi dalam suatu tahun dan
bukan berarti terjadi pada semua
tahun. Buktinya, Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam pernah mendapatinya
pada malam ke 21, sebagaimana yang
disebutkan dalam hadits Abu Sa’id
Radhiyallahu ‘Anhu , Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam berkhutbah kepada
mereka seraya mengatakan:
ﺇِﻧِّﻲ ﺃُﺭِﻳﺖُ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﻧَﺴِﻴﺘُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺃُﻧْﺴِﻴﺘُﻬَﺎ ﻓَﺎﻟْﺘَﻤِﺴُﻮﻫَﺎ
ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ ﺍﻟْﺄَﻭَﺍﺧِﺮِ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﻭِﺗْﺮٍ ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﺃُﺭِﻳﺖُ ﺃَﻧِّﻲ ﺃَﺳْﺠُﺪُ ﻓِﻲ
ﻣَﺎﺀٍ ﻭَﻃِﻴﻦٍ
” Sungguh aku telah diperlihatkan
Lailatul Qadar, kemudian terlupakan
olehku. Oleh sebab itu, carilah Lailatul
Qadar pada sepuluh hari terakhir pada
setiap malam ganjilnya. Pada saat itu
aku merasa bersujud di air dan
lumpur. ”
Abu Sa’id berkata: “Hujan turun pada
malam ke 21, hingga air mengalir
menerpa tempat shalat Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam . Seusai
shalat aku melihat wajah beliau basah
terkena lumpur. (HR. Al- Bukhari dan
Muslim)
Demikian kumpulan hadits yang
menyinggung tentang masalah Lailatul
Qadar. Wallahu A’lam.” (Selesai ulasan
dari Shahih Fiqih Sunnah: III/202-203)
Syaikh Shafiyyurrahman Al-
Mubarakfuri dalam Ithaf al-Kiram
(Ta’liq atas Bulughul Maram) hal 197,
mengatakan, “Pendapat yang paling
rajih dan paling kuat dalilnya adalah ia
berada pada malam ganjil di sepuluh
hari terakhir. Ia bisa berpindah-pindah,
terkadang di malam ke 21, terkadang
pada malam ke 23, terkadang pada
malam ke 25, terkadang pada malam
ke 27, dan terkadang pada malam ke
29. Adapun penetapan terhadap
beberapa malam secara pasti,
sebagaimana yang terdapat dalam
hadits ini (hadits Mu’awiyah bin Abi
Sufyan), ia di malam ke 27, dan
sebagaimana dalam beberapa hadits
lain, ia berada di malam 21 dan 23,
maka itu pada tahun tertentu, tidak
pada setiap tahun. Tetapi perkiraan
orang yang meyakininya itu berlaku
selamanya, maka itu pendapat mereka
sesuai dengan perkiraan mereka. Dan
terjadi perbedaan pendapat yang
banyak dalam penetapannya.”
Tanda-tanda Lailatul Qadar
Disebutkan juga oleh Syaikh Ibnu
‘Utsaimin rahimahullah bahwa Lailatul
Qadar memiliki beberapa tanda-tanda
yang mengiringinya dan tanda-tanda
yang datang kemudian.
Tanda-tanda yang megiringi Lailatul
Qadar:
1. Kuatnya cahaya dan sinar pada
malam itu, tanda ini ketika hadir
tidak dirasakan kecuali oleh orang
yang berada di daratan dan jauh
dari cahaya.
2. Thama’ninah (tenang), maksudnya
ketenangan hati dan lapangnya
dada seorang mukmin. Dia
mendapatkan ketenanangan dan
ketentraman serta lega dada pada
malam itu lebih banyak dari yang
didapatkannya pada malam-malam
selainnya.
3. Angin bertiup tenang, maksudnya
tidak bertiup kencang dan
gemuruh, bahkan udara pada
malam itu terasa sejuk.
4. Terkadang manusia bisa bermimpi
melihat Allah pada malam itu
sebagaimana yang dialami
sebagian sahabat radliyallah
‘anhum.
5. Orang yang shalat mendapatkan
kenikmatan yang lebih dalam
shalatnya dibandingkan malam-
malam selainnya.
Tanda-tanda yang mengikutinya:
Matahari akan terbit pada pagi harinya
tidak membuat silau, sinarnya bersih
tidak seperti hari-hari biasa. Hal itu
ditunjukkan oleh hadits Ubai bin Ka’b
radliyallah ‘anhu dia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam mengabarkan kepada kami:
“Matahari terbit pada hari itu tidak
membuat silau.” (HR. Muslim)
Penutup
Siapa yang merindukan Lailatul Qadar
hendaknya ia bersungguh-sungguh
dalam sisa hari Ramadhan ini,
khususnya di sepuluh hari terakhirnya.
Semoga satu dari sepuluh malam
terakhir yang kita hidupkan tersebut
salah satunya adalah Lailatul Qadar.
Sehingga kita mendapatkan pahala dan
ganjaran yang besar. Selain itu, ini
kesungguhan ini adalah bentuk
iqtida’ (mengikuti dna mencontoh) Nabi
al-musthafa Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam . kita juga
memperbanyak doa dan pengharapan
kepada-Nya untuk kebaikan diri kita,
keluarga, dan kaum muslimin secara
keseluruhan. Amiin.
Sumber : VOA~ISLAM
Jo#wa.
Posted from joko wahono (sangata)other comment emailing : joko@dr.com
26 Friday Jul 2013
Posted Uncategorized
in23 Tuesday Jul 2013
Posted Uncategorized
in22 Monday Jul 2013
Posted Uncategorized
inAssalamu alaikum warohmatullah hiwabarakatuh.
kaum muslim Lailatul Qadar atau
Lailat Al-Qadar adalah satu malam
yang penting dan diyakini terjadi
pada bulan Ramadan. Dalam
Alqur’an juga menyebut malam ini
sebagai malam yang lebih baik dari
seribu bulan.
Malam Lailatul Qadar, malam
pertama kitab suci Al-Qur’an
diturunkan malam ini sebagai
pedoman hidup ummat manusia.
Oleh karenanya malam itu
merupakan malam yang sakral.
Syaikh Salim Bin Ied Al Hilaly dan
Syaikh Ali Bin Hasan Bin Ali Bin
Abdul Hamid dalam laman Suara Al
Qur’an menyebutkan, Rasulullah
SAW meriwayatkan bahwa malam
lailatul qadar terjadi pada malam
antara tanggal 21, 23, 25, 27, 29 dan
akhir malam bulan Ramadan.
Pendapat-pendapat yang ada
berbeda-beda. Imam Al Iraqi dalam
risalahnya ‘Syarh Shadr bidzkri
Lailatul Qadar’, membawakan
perkatan para ulama; Imam Syafi’i
berkata, “Menurut pemahamanku,
wallahu a’lam, Nabi Muhammad SAW
menjawab sesuai yang ditanyakan,
ketika ditanyakan kepada beliau,
“Apakah kami mencarinya di malam
hari?”, beliau menjawab, “Carilah di
malam tersebut.”. (Sebagaimana
dinukil al Baghawi dalam Syarhus
Sunnah 6/388).
Terjadinya malam Lailatul Qadr itu
pada malam terakhir bulan
Ramadhan, berdasarkan hadits
`Aisyah RA, dia berkata: Rasulullah
SAW beri’tikaf di sepuluh hari
terakhir bulan Ramadan dan beliau
bersabda, (yang artinya) “Carilah
malam Lailatur Qadar di (malam
ganjil) pada sepuluh hari terakhir
bulan Ramadan.”
Bagi seseorang yang fisiknya lemah
atau kurang mampu, janganlah
sampai melepaskan tujuh hari
terakhir, karena riwayat Ibnu Umar
(dia berkata): Rasulullah SAW
bersabda (yang artinya),
“Carilah di sepuluh hari terakhir, jika
tidak mampu maka jangan sampai
terluput tujuh hari sisanya.” (HR
Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).
Wassalamu alaikum warohmatullah hiwabarokatuh.
Sumber : pontianak post
Posted from joko wahono ( sangata ) other comment emailing : joko@dr.com
21 Sunday Jul 2013
Posted Uncategorized
inSesuatu itu akan datang dengan sendirinya jika kita menyerahkan semuanya kepadaNYA
Posted from joko wahono ( sangata ) other comment emailing : joko@dr.com
21 Sunday Jul 2013
Posted Uncategorized
inMereka adalah orang-orang yang
kamu lihat dalam pikiran mu
Mereka adalah orang-orang yang
diantaranya kamu merasa aman
karena kamu tahu mereka peduli
terhadapmu.
Mereka menelpon hanya untuk
mengetahui apa kabarmu,
karena sahabat sesungguhnya tidak
butuh suatu alasanpun.
Posted from joko wahono ( sangata )
20 Saturday Jul 2013
Posted Uncategorized
in19 Friday Jul 2013
Posted Uncategorized
in